Antrian
adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan
loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan
tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan
kejadian yang sering ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang
baru.
Antrian
timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas)
pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak
bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal,
tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau
untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan
tambahan, akan menimbulkan pengurangan
Sejarah
Teori Antrian
Antrian yang
sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah
menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat
tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services).
Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang
insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada
tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas
telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan
penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator
sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para
penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama.
Persoalan
aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang
operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung
kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang
terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of
significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua,
hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian
(Supranto, 1987).
Pengertian
Antrian
Menurut
Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang
memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada
umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang berbeda –
beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas.
Klasifikasi menurut Hil ier dan Lieberman adalah sebagai berikut :
1. Sistem
pelayanan komersial
2.
Sistem pelayanan bisnis – industri
3.
Sistem pelayanan transportasi
4.
Sistem pelayanan social
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat
luas dari model – model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko – toko,
salon, butik, supermarket, dan sebagainya.
Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi,
sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem informasi
komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang
dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional,
seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan
lain – lain (Subagyo, 2000).
Komponen
Dasar Antrian
Komponen dasar proses antrian adalah :
1.
KEDATANGAN
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya
orang, mobil, panggilan telepon untuk dilayani, dan lain – lain. Unsur ini sering
dinamakan proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa
dinamakan calling population, dan cara terjadinya kedatangan yang umumnya
merupakan variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002), variabel acak adalah suatu
variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai hasil dai percobaan acak.
Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel acak hanya
dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan variabel acak
diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi pada rentang
tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu.
2.
PELAYAN
Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu
atau lebih pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap – tiap
fasilitas pelayanan kadang – kadang disebut sebagai saluran (channel)
(Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol.
Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas
pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada penjualan tiket di gedung
bioskop.
3.
ANTRI
Inti dari analisa antrian adalah antri itu sendiri.
Timbulnya antrian terutama tergantung dari sifat kedatangan dan proses
pelayanan. Jika tak ada antrian berarti terdapat pelayan yang menganggur atau
kelebihan fasilitas pelayanan (Mulyono, 1991).
Penentu antrian lain yang penting adalah disiplin antri. Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
Penentu antrian lain yang penting adalah disiplin antri. Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
a.
FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn
FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani
(keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop.
b.
LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut
(LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem
antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
c.
Service In Random Order (SIRO) artinya,
panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih
dulu tiba.
d.
Priority Service (PS) artinya, prioritas
pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi
dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun
yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu.
Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya
seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain
dalam suatu tempat praktek dokter.
Dalam hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada
dalam garis tunggu tetap tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja
tidak terjadi. Misalnya, seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu
antrian dan meninggalkan antrian. Untuk entitas yang meninggalkan antrian
sebelum dilayani digunakan istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat
bergantung pada panjang garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan
(balking) dipakai untuk menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam
garis tunggu (Setiawan, 1991).
STRUKTUR
ANTRIAN
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam
seluruh sistem antrian :
1.
Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki
sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya
ada satu pelayanan.
2.
Single Channel – Multi Phase
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan
yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh :
pencucian mobil.
3.
Multi Channel – Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di
mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal,
sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.
4.
Multi Channel – Multi Phase
Sistem Multi Channel – Multi Phase ditumjukkan dalam Gambar
2.5. Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada
pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai
pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan
pada setiap tahapnya.
5.
Mekanisme Pelayanan
Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme
pelayanan, yaitu :
a.
TERSEDIANYA PELAYANAN
Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat.
Misalnya dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka
pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya.
Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan terhenti dan petugas
pelayanan (pelayan) istirahat.
b.
KAPASITAS PELAYANAN
Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah
langganan yang dapat dilayani secara bersama – sama. Kapasitas pelayanan tidak
selalu sama untuk setiap saat; ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah –
ubah. Karena itu, fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran.
Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut saluran tunggal atau sistem
pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut
saluran ganda atau pelayanan ganda.
c.
LAMANYA PELAYANAN
Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melayani seorang langganan atau satu – satuan. Ini harus dinyatakan secara
pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk
semua langganan atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya dan untuk
keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang
terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung pada waktu pertibaan
(Siagian, 1987).
d.
MODEL – MODEL ANTRIAN
Pada pengelompokkan model – model antrian yang berbeda –
beda akan digunakan suatu notasi yang disebut dengan Notasi Kendall. Notasi ini
sering dipergunakan karena beberapa alas an. Diantaranya, karena notasi
tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya model –
model antrian, tetapi juga asumsi – asumsi yang harus dipenuhi (Subagyo, 2000).
ELEMEN
DASAR MODEL ANTRIAN
Faktor utama : customer dan server.
Elemen dasar :
1.
Distribusi kedatangan customer.
2.
Distribusi waktu pelayanan.
3.
Disain fasilitas pelayanan (seri, paralel atau
jaringan).
4.
Disiplin antrian (pertama datang pertama
dilayani, terakhir datang pertama dilayani, pelayanan secara acak) dan
prioritas pelayanan.
5.
Ukuran antrian (terbatas atau tidak terbatas).
6.
Sumber pemanggilan (terbatas atau tidak
terbatas).
7.
Perilaku manusia
PROSEDUR
ANTRIAN
1.
Tentukan sistem antrian yang harus dipelajari
2.
Tentukan model antrian yang cocok
3.
Gunakan formula matematik atau metode simulasi
untuk menganalisa model antrian
KOMPONEN
SISTEM ANTRIAN
1.
Populasi masukan
Berapa banyak pelanggan potensial yang masuk sistem antrian
2.
Distribusi kedatangan
Menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu dan dalam
periode waktu tertentu berturut-turut dalam waktu yang berbeda
3.
Disiplin pelayanan
Pelanggan yang mana yang akan dilayani lebih dulu : a. FCFS
(first come, first served) b. LCFS (last come, first served) c. Acak d.
prioritas
4.
Fasilitas Pelayanan
mengelompokkan fasilitas pelayanan menurut jumlah yang
tersedia : a. Single-channel b. multiple-channel
5.
Distribusi Pelayanan
KARAKTERISTIK
SISTEM LAINNYA
pelanggan akan meninggalkan sistem jika antrian penuh, dsb
KARAKTERISTIK
SISTIM ANTRIAN
Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :
·
Kedatangan , populasi yang akan dilayani
(calling population)
·
Antrian
·
Fasilitas pelayanan
Masing-masing komponen dalam sistim antrian tersebut
mempunyai karakteristik sendiri-sendiri.
NOTASI
DALAM SISTEM ANTRIAN
n =
jumlah pelanggan dalam sistem
Pn =
probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem
λ =
jumlah rata-rata pelanggan yang datang persatuan waktu
µ = jumlah
rata-rata pelanggan yang dilayani per satuan waktu
Po =
probabilitas tidak ada pelanggan dalam sistem
p =
tingkat intensitas fasilitas pelayanan
L =
jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan dlm sistem
Lq = jumlah
pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian
W = waktu
yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem
Wq = waktu
yang diharapkan oleh pelanggan selama menunggu
dalam antrian
1/µ = waktu
rata-rata pelayanan
1/λ = waktu
rata-rata antar kedatangan
S = jumlah
fasilitas pelayanan
Rumus-rumus
Probabilitas n kedatangan dalam waktu T ditentukan dengan rumus
Jika kedatangan mengikuti Distribusi Poisson dapat ditunjukkan secara matematis bahwa waktu antar kedatangan akan terdistribusi sesuai dengan distribusi eksponensial .
sumber : https://bimarb.wordpress.com/2017/04/26/teori-antrian-tugas-riset-operasi-2/