Etika Bisnis
Pengertian Etika
Etika adalah suatu cabang filsafat yang membicarakan tentang perilaku manusia. Atau dengan kata lain, cabang filsafat yang mempelajari tentang baik dan buruk. Untuk menyebut etika, biasanya ditemukan banyak istilah lain : moral, norma dan etiket. Seperti halnya dengan banyak istilah yang menyangkut konteks ilmiah, istilah “etika” pun bersal dari Yunani kuno. Kata Yunani ethos merupakan bentuk tunggal yang bisa memiliki banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap dan cara berpikir. Bentuk jamaknya adalah ta etha yang berarti: adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika” dalam filsafat. Dalam sejarahnya, Aristoteles (384-322 SM) sudah menggunakan istilah ini yang dirujuk kepada filsafat moral. Istilah lainya yang memiliki konotasi makna dengan etika adalah moral.
Etika adalah suatu cabang filsafat yang membicarakan tentang perilaku manusia. Atau dengan kata lain, cabang filsafat yang mempelajari tentang baik dan buruk. Untuk menyebut etika, biasanya ditemukan banyak istilah lain : moral, norma dan etiket. Seperti halnya dengan banyak istilah yang menyangkut konteks ilmiah, istilah “etika” pun bersal dari Yunani kuno. Kata Yunani ethos merupakan bentuk tunggal yang bisa memiliki banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap dan cara berpikir. Bentuk jamaknya adalah ta etha yang berarti: adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika” dalam filsafat. Dalam sejarahnya, Aristoteles (384-322 SM) sudah menggunakan istilah ini yang dirujuk kepada filsafat moral. Istilah lainya yang memiliki konotasi makna dengan etika adalah moral.
Pengertian Bisnis
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, di mana kebanyakan bisnis dimiliki
oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan
kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan
imbalan sesuai dengan waktu, usaha,
atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis
mengejar keuntungan
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan di mana
seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan
keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan,
tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk
pada badan usaha , yaitu kesatuan yuridis
(hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.
Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Tiga pendekatan dasar
dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus
didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang
seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya
kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya
serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam
tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun
tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan
akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan
mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok
Etiket Moral, Hukum dan Agama
Etiket berasal dari bahasa Prancis, yaitu ethiquete yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sedangkan etika itu berasal dari bahasa Yunani/latin berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang baik dan benar dilihat dari sosial, budaya, dan agama. Bertens dalam bukunya yang berjudul “Etika” mengatakan bahwa moral merupakan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pedoman bagi seseorang maupun kelompok yang digunakan untuk mengatur suatu perbuatan (Bertens, 2007:4). Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa moral dijadikan sebuah ukuran seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.
Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat. Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral buruk. Norma moral seperti “selalu katakan kebenaran”, “membunuh orang tak berdosa itu salah”. Nilai-nilai moral biasanya diekspresikan sebagai pernyataan yang mendeskripsikan objek-objek atau ciri-ciri objek yang bernilai, semacam “kejujuran itu baik” dan “ketidakadilan itu buruk”. Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari keluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi, majalah, music dan perkumpulan.
Hakekat standar moral :
1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita
anggap akan merugikan secara serius atau benar-benar akan menguntungkan
manusia.
2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh
keputusan dewan otoritatif tertentu.
3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai
lain termasuk (khususnya) kepentingan diri.
4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang
tidak memihak.
5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan
kosa kata tertentu.
6. Standar moral, dengan demikian merupakan standar yang
berkaitan dengan persoalan yang kita anggap mempunyai konsekuensi serius,
didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas, melampaui kepentingan diri,
didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak, dan yang pelanggarannya
diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu dan dengan emosi dan kosa kata
tertentu. Seperti pengertian moralitas di
atas, bahwa apabila kita membicarakan sebuah moral maka erat keterkaitannya
dengan hukum, agama dan kebudayaan. Dalam kehidupan sehari-hari moral harus di
lakukan sebagai pendorong agar berperilaku baik. Begitu pula dengan kaitannya
etika moral dalam suatu bisnis. Apabila mempunyai sebuah moral yang baik maka
akan memberi dampak yang baik dalam sebuah perkembagan bisnis tersebut serta
dapat menjalani hubungan yang baik dengan relasi yang juga baik dan bermoral.
Moral di dapat dari sebuah orang yang mengetahui ajaran agama dan suatu budaya.
Klasifikasi Etika:
Etika khusus dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
a. Etika Individual, yaitu menyangkut kewajiban
dan sikap manusia terhadap diri sendiri. Salah satu prinsip yang secara khusus
relevan dalam etika individual adalah prinsip integritas pribadi, yaitu
berbicara mengenai perilaku individual tertentu dalam rangka menjaga dan
mempertahankan nama baiknya sebagai pribadi moral.
b. Etika Sosial, yaitu suatu etika yang berbicara
mengenai kewajiban dan hak, pola dan perilaku manusia sebagai makhluk sosial
dalam berinteraksi dengan semuanya. Hal ini sesuai dengan hakikat manusia yang
bersifat ganda, yaitu sebagai makhluk individual dan sosial. Etika individual
dan etika sosial berkaitan erat. Bahkan dalam arti tertentu sulit
untuk dilepaskan dan dipisahkan satu dengan lainnya. Kewajiban seseorang
terhadap dirinya berkaitan langsung dengan banyak hal yang memengaruhi pula
kewajibannya terhadap orang lain, dan demikian pula sebaliknya.
c. Etika lingkungan Hidup, yaitu sebuah etika yang
saat ini sering dibicarakan sebagai cabang dari etika khusus. Etika ini adalah
hubungan antar manusia dengan lingkungan alam yang ada di sekitarnya. Sehingga
etika lingkungan ini dapat merupakan cabang dari etika sosial (sejauh
menyangkut hubungan antar manusia dengan manusia yang bersangkutan dengan
dampak lingkungan) maupun berdiri sendiri sebagai etika khusus (sejauh
menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya.
Konsepsi Etika
Konsep etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan). Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu dan pengaturan kantor.
Dasar pemikiran:
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya. Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya. Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:
1. Intern,misalnya masalah perburuhan
2. Ekstern,misalnya konsumen dan
persaingan
3. Lingkungan, misalnya gangguan
keamanan
Pada dasarnya ada 3 hal yang dapat membantu perusahaan mengatasi masalah
di atas yaitu:
1. Perusahaan tersebut harus dapat
menemukan sesuatu yang baru.
2. Mampu menemukan yang terbaik dan
berbeda
3. Tidak lebih jelek dari yang lain
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu memiliki nilai-nilai yang tercermin
pada:
1. Visi
2. Misi
3. Tujuan
4. Budaya organisasi
ETIKA dan FUNGSI PEMASARAN
1. PASAR
DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
Dengan adanya pasar bebas dan kompetitif, banyak konsumen secara otomatis terlindung dari kerugian sehingga pemerintah dan pelaku bisnis tidak perlu mengambil langkah-langkah untunk memberikan perlindungan kepada konsumen.
Dengan adanya pasar bebas dan kompetitif, banyak konsumen secara otomatis terlindung dari kerugian sehingga pemerintah dan pelaku bisnis tidak perlu mengambil langkah-langkah untunk memberikan perlindungan kepada konsumen.
Pasar bebas mendukung alokasi,
penggunaan, dan distribusi barang-barang yang dalam artian tertentu, adil ,
menghargai hak, dan memiliki nilai kegunaan maksimum bagi orang-orang yang
berpartisipasi dalam pasar, berdasarkan kenyataan yang tidak dibantahkan bahwa
bisnis merasuki seluruh kehidupan semua manusia .
Maka dari perspektif etis, bisnis diharapkan bahwa dituntut untuk
menawarkan sesuatu yang berguna dagi manusia dan tidak sekedar menawarkan
sesuatu yang merugikan hanya demi memperoleh keuntungan.
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian
untuk memberikan perlindungan hukum kepada konsumen .
Pengertian konsumen sendiri adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain dan tidak untuk
diperdagangkan
2. ETIKA
IKLAN
Etika periklanan di indonesia di atur dalam etika pariwara Indonesia (EPI) . EPI menyusun pedoman tata krama periklanan melalui dua tatanan:
Etika periklanan di indonesia di atur dalam etika pariwara Indonesia (EPI) . EPI menyusun pedoman tata krama periklanan melalui dua tatanan:
a. Tata Krama ( Code Of Conducts)
Metode penyebarluasan periklanan kepada masyarakat, yang bukan tentang
unsur efektivitas, estetika , dan seleranya. Adapun ketentuan yang dibahas
meliputi:
¢ Tatakrama Isi iklan
¢ Tatakrama Raga iklan
¢ Tatakrama Pemeran iklan
¢ Tatakrama Wahana iklan
B. Tata
Cara ( Code Of Practices)
Hanya mengatur praktek usaha para pelaku periklanan dalam memanfaatkan
ruang dan waktu iklam yang adil bagi semua pihak yang saling berhubungan.
Ada 3 asas umum yang EPI jadikan dasar, yaitu:
¢ Jujur, benar, dan bertanggung jawab
¢ Bersaing secara sehat
¢ Melindungi
dan menghargai khalayak , tidak merendahkan agama , budaya , negara, dan
golongan, secara tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku
3. PRIVASI KONSUMEN
Suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan atau kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan. Privasi jangan dipandan sebagai penarikan diri seseorang secara fisik terhadap pihak-pihak lain dalam rangka menyepi saja.
4. Multimedia Etika Bisnis
Salah satu cara pemasaran yang efektif adalah melalui multimedia. Bisnis mulitimedia berperan penting dalam menyebarkan informasi, karena multimedia is the using of media variety to fulfill communication goal elemen dari multimedia terdiri dari teks, graph, audio, video, dan animation. Dalam penggunaan multimedia ini agar pelaku bisnis itu beretika, tentunya harus ada batasan-batasan aturan yang dibuat oleh pemerintah.
Etika
berbisnis dalam Multimedia didasarkan pada pertimbangan:
1. Akuntabilitas perusahaan, di
dalamnya termasuk corporate governance, kebijakan,keputusan,manajemen keuangan,
produk dan pemasaran serta kode etik
2. Tanggung jawab sosial, yang
merujuk pada peranan bisnis dalam lingkingannya, pemerintah lokal dan nasional,
dan kondis bagi pekerja.
3. Hak dan kepentingan skate
holdel, yang ditujukan pada mereka yang memiliki andil dalam perusahaan,
termasuk pemegang saham, owner, para eksekutif, para pelanggan
Model dan Faktor Pendukung Beretika dalam Bisnis
Sub Pokok Bahasan
•
Immoral manajemen
•
Amoral manajemen
•
Moral manajemen
•
Agama, filosofi, budaya dan hukum
•
Leadership
•
Strategi dan perfomasi
•
Karakter individu
•
Budaya Perusahaan
•
Immoral manajemen
•
Amoral manajemen
•
Moral manajemen
•
Agama, filosofi, budaya dan hukum
•
Leadership
•
Strategi dan perfomasi
•
Karakter individu
•
Budaya Perusahaan
•
Immoral Manajemen
Manajemen Imoral
adalah kerakusan/ ketamakan, yaitu berupa prestasi organisasi atau keberhasilan
personal. Manajemen immoral merupakan kutub yang berlawanan dengan manajemen
etika. Misalnya, pengusaha yang menggaji karyawannya dengan gaji dibawah upah
fisik minimum atau perusahaan yang meniru produk-produk perusahaan lain, atau
perusahaan percetakan yang memperbanyak cetakannya melebihi kesepakatan dengan
pemegang hak cipta dan sebagainya. Immoral manajemen juga merupakan tingkatan
terendah dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis.
Amoral Manajemen
Tujuan utama dari
manajemen amoral adalah juga profit, akan tetapi tindakannya berbeda dengan
manajemen immoral. Ada satu cara kunci yang membedakannya, yaitu mereka tidak
dengan sengaja melanggar hukum atau norma etika. Bahkan pada manajemen amoral
adalah bebas kendali dalam mengambil keputusan, artinya mereka tidak
mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan.
Moral Manajemen
Manajemen moral
juga bertujuan untuk meraih keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek legal
dan prinsip-prinsip etika. Filosofi manajer moral selalu melihat hukum sebagai
standar minimum untuk beretika dalam perilaku. Dalam moral manajemen,
nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar tertinggi dari
segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya. Seorang manajer yang termasuk
dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi hanya jika bisnis
yang dijalankannya secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas,
seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku.
AGAMA, FILOSOFI, BUDAYA DAN HUKUM
•
Agama adalah
sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan
dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.
•
Filosofi
yaitu studi mengenai kebijaksanaan, dasar dasar pengetahuan, dan proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan merancang pandangan mengenai suatu kehidupan.
Filosofi memberi pandangan dan menyatakan secara tidak langsung mengenai sistem
kenyakinan dan kepercayaan.
•
Budaya
adalah budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
•
Hukum
adalah perangkat aturan-aturan yang dibuat oleh
pemerintah dalam rangka untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara. Hukum menentukan ekspektasi-ekspektasi etika yang diharapkan dalam
komunitas dan mencoba mengatur serta mendorong para perbaikan-perbaikan
masalah-masalah yang dipandang buruk atau tidak baik dalam komunitas
Leadership
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan
seseorang (yaitu pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin
atau pengikut-pengikutnya).Kepemimpinan juga merupakan suatu kompleks dari
hak-hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh seorang atau suatu badan. Sebagai
suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan
seseorang atau sesuatu badan yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu kepemimpinan
yang tersimpul didalam suatu jabatan. Ada pula kepemimpinan karena pengakuan
dari masyarakat akan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan.
Sedangkan kepemimpinan yang bersifat tidak resmi (informal leadership) adalah
kepemimpinan yang resmi di dalam pelaksanaannya selalu harus berada di atas
landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi.
Strategi dan Performasi
Strategi adalah Rencana yang disatukan, luas
dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan
tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Kata strategi berasal
dari bahasa Yunani
"strategia" yang diartikan sebagai "the art of the general"
atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.
Pengertian Performasi
Performasi adalah cacatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu. (Bernandin & Russell). Sedangkan yang dimaksud dengan penilaian performansi adalah suatu cara mengukur kontribusi-kontribusi dari individu-individu anggota organisasi kepada organisasinya.
•
Tujuan dari penilaian performansi
terbagi atas dua macam, yakni :
- Untuk me-reward performansi sebelumnya, dan
- Untuk me-reward performansi sebelumnya, dan
- Untuk memotivasikan
perbaikan performansi pada yang waktu yang akan
datang.
datang.
•
Ada 2 syarat utama yang diperlukan untuk
melakukan penilaian performansi yang efektif, yaitu:
- Adanya kriteria performansi yang dapat diukur secara objektif,
- Adanya kriteria performansi yang dapat diukur secara objektif,
- Adanya objektifitas
dalam proses evaluasi.
Karakter Individu
Menurut
Stonner dan Freeman
(Saryathi, 2003) Karakter individu adalah penjabaran dari
sikap, minat, dan kebutuhan yang dibawa oleh seseorang atau individu dalam melaksanakan kerja. Karakter
individu adalah perilaku atau karakter yang ada pada diri seorang karyawan,
baik positif maupun negatif
(Thoha, 2003).
Budaya Perusahaan
Perusahaan disini merupakan terjemahan dari kata Corporate Culture, dari definisi budaya perusahaan yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa budaya perusahaan adalah suatu pola asumsi dasar yang dimiliki oleh anggota perusahaan yang berisi nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan yang mempengaruhi pemikiran, pembicaraan, tingkah laku, dan cara kerja karyawan sehari-hari, sehingga akan bermuara pada kualitas kinerja perusahaan. Dengan demikian, budaya perusahaan merupakan solusi yang secara konsisten dapat berjalan dengan baik, bagi sebuah kelompok dalam menghadapi persoalan-persoalan di dalam dan di luar kelompoknya.
PRINSIP
ETIKA DALAM BISNIS SERTA ETIKA DAN LINGKUNGAN
Prinsip Otonomi, Kejujuran, dan Keadilan
dan Hormat pada diri sendiri
Etika bisnis memiliki
prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh perusahaan untuk mencapai
tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah
timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau
operasi perusahaan.
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
1. Prinsip Otonomi
1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi adalah
sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.
Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.
2. Prinsip Kejujuran
Kejujuran adalah kunci
keberhasilan para pelaku bisnis untuk mempertahankan bisnisnya dalam jangka
panjang.
Contoh prinsip kejujuran dalam etika bisnis memberikan informasi yang sejujur-jujurnya tentang kualitas barang pada konsumen, penjual harus memberikan informasi yang jujur mengenai kualitas barang yang dijualnya pada konsumen tanpa melebih-lebihkan kualitas produk.
Contoh prinsip kejujuran dalam etika bisnis memberikan informasi yang sejujur-jujurnya tentang kualitas barang pada konsumen, penjual harus memberikan informasi yang jujur mengenai kualitas barang yang dijualnya pada konsumen tanpa melebih-lebihkan kualitas produk.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip Keadilan adalah
prinsip yang tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain. dasar prinsip
keadilan adalah pengadaan atas harkat martabat manusia beserta hak hak yang melekat
pada manusia.
Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak bagi para konsumen, menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.
Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak bagi para konsumen, menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.
4. Hormat pada diri sendiri
Merupakan suatu sikap
saling meghormati satu sama lain yang muda, hormat kepada yang tua, menyayangi
yang muda.
Contoh prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis : manajemen perusahaan dengan team worknya memiliki falsafah kerja dan berorientasikan para pelanggan akan makin fanatic terhadap perusahaan. Demikian juga jika para manajemennya berorientasikan pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loyal terhadap perusahaan
Contoh prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis : manajemen perusahaan dengan team worknya memiliki falsafah kerja dan berorientasikan para pelanggan akan makin fanatic terhadap perusahaan. Demikian juga jika para manajemennya berorientasikan pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loyal terhadap perusahaan
Hak dan Kewajiban Bisnis
Hak adalah kekuasaan untuk melakukan sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-undang. Misalnya, hak mendapat pendidikan dasar, hak mendapat rasa aman. Sedangkan Kewajiban adalah hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan. Jika tidak dilaksanankan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Jadi pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah seimbang.
Teori Etika Lingkungan
1. Teori Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah
teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam
semesta.
Contoh : Manusia dengan
bebas membuat apapun terhadap alam semesta.
2. Teori Ekosentrisme
Ekosentrisme berkaitan
dengan etika lingkungan yang lebih luas. Karena secara ekologis, makhluk hidup
dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Oleh karenanya,
kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup.
Kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama juga berlaku terhadap semua
realitas ekologis.
Contoh : seperti menjaga
kelestarian hutan dan hewan
3. Teori Egosentris
Etika yang mendasarkan
diri pada berbagai kepentingan individu (self). Egosentris didasarkan pada
keharusan individu untuk memfokuskan diri dengan tindakan apa yang dirasa baik
untuk dirinya.
Contoh : Membuat gedung pencakar langit yang megah hanya tanpa melihat
dampak dari ekosistem sekelilingnya.
4. Teori Biosentrisme
Teori Biosentrisme
mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada ciptaan, sehingga komunitas moral
tidak lagi dapat dibatasi hanya pada ruang lingkup manusia.
Contoh : Dengan menjaga kelestarian alam
5. Etika Homosentris
Etika homosentris
mendasarkan diri pada kepentingan sebagian masyarakat. Etika ini mendasarkan
diri pada berbagai model kepentingan sosial dan pendekatan antara pelaku
lingkungan yang melindungi sebagian besar masyarakat manusia.
Contoh : seperti Korupsi yang hanya mementingkan
sebagian kelompok.
6. Etika Teosentrisme
Adalah sebuah pemikiran
dimana semua proses dalam kehidupan di muka bumi ini akan kembali kepada Tuhan.
Contoh : Kekayaan, Jabatan dan Popularitas akan kembali kepada Tuhan YME.
7. Etika Zoosentrisme
Adalah etika yang
menekankan perjuangan hak-hak binatang.
Contoh : tidak melakukan perburuan liar
Prinsip Etika di Lingkungan Hidup
Terdapat beberapa prinsip etika lingkungan yaitu :
Terdapat beberapa prinsip etika lingkungan yaitu :
1. Sikap Hormat terhadap Alam :
Hormat terhadap alam
merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai
Contoh : Tidak menebang
pohon secara sembarangan, membuang sampah pada tempatnya dan tidak merusak
tanaman.
2. Prinsip Tanggung Jawab :
Tanggung jawab ini bukan
saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut manusia untuk
mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata
untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
Contoh : Menyiram tanaman
setiap saatnya disiram dan membuang sampah yang berserakan di jalanan.
3. Prinsip
Solidaritas :
Yaitu prinsip yang
membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan
makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan.
Contoh : Melakukan
kerjasama dengan sebuah lembaga suaka margasatwa atau cagar alam untuk
melestarikan dan melindungi hewan maupun tumbuhan yang ada dialam.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian :
Prinsip satu arah , menuju
yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan kepada kepentingan
pribadi tapi semata-mata untuk alam.
Contoh : Menjaga
lingkungan dimulai dari ruang lingkup terkecil yaitu rumah kita sendiri.
5. Prinsip “No Harm” :
Yaitu Tidak Merugikan atau
merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap
alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu.
contohnya seperti tidak
menyakiti binatang, tidak menyebabkan musnahnya spesies tertentu, tidak
menyebabkan keanekaragaman hayati di hutan terbakar, tidak membuang limbah
seenaknya, dan sebagainya.
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras
dengan Alam :
Ini berarti, pola konsumsi
dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena
selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup
manusia.
Contoh : Tidak melakukan
pengeksploitasi sumber daya alam yang ada di bumi ini.
7. Prinsip Keadilan :
Prinsip ini berbicara
terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut
menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam,
dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari.
Contoh : Melakukan kerja
bakti di lingkungan sekitar rumah.
8. Prinsip Demokrasi :
Prinsip ini didsari
terhadap berbagai jenis perbeaan keanekaragaman sehingga prinsip ini terutama
berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-buruknya,
tusak-tidaknya, suatu sumber daya alam.
Contoh : Melakukan
observasi terhadap lingkungan yang telah dirusak.
9.Prinsip Integritas Moral :
Prinsip ini menuntut
pejabat publik agar mempunyai sikap dan prilaku moral yang terhormat serta
memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait dengan sumber
daya alam.
Contoh : Memberikan sanksi
terhadap para perusak alam.
Sumber Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
https://www.weare.id/pengertian-dan-konsep-dasar-etika/
http://zahrafebitas.blogspot.com/2019/03/hakekat-mata-kuliah-etika-bisnis.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
https://www.weare.id/pengertian-dan-konsep-dasar-etika/
http://zahrafebitas.blogspot.com/2019/03/hakekat-mata-kuliah-etika-bisnis.html
http://pengertian.website/pengertian-agama-menurut-para-ahli-dan-kbbi/
http://hariannetral.com/2014/10/pengertian-filsafat-atau-filosofi-menurut-para-ahli.html
http://pengayaan.com/10-pengertian-budaya-menurut-para-ahli/
http://www.gurupendidikan.com/pengertian-budaya-menurut-para-ahli-beserta-definisi-dan-unsurnya/
https://sitinovianti.wordpress.com/2015/10/24/model-etika-dalam-bisnis-sumber-nilai-etika-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-etika-manajerial/
http://narisanurfikah.blogspot.co.id/2016/10/model-etika-dalam-bisnis-sumber-nilai.html
http://hariannetral.com/2014/10/pengertian-filsafat-atau-filosofi-menurut-para-ahli.html
http://pengayaan.com/10-pengertian-budaya-menurut-para-ahli/
http://www.gurupendidikan.com/pengertian-budaya-menurut-para-ahli-beserta-definisi-dan-unsurnya/
https://sitinovianti.wordpress.com/2015/10/24/model-etika-dalam-bisnis-sumber-nilai-etika-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-etika-manajerial/
http://narisanurfikah.blogspot.co.id/2016/10/model-etika-dalam-bisnis-sumber-nilai.html