Kabupaten Muna
memiliki letak yang
sangat strategis karena
di antara 2 Kota
Besar yang salah
satunya adalah Ibu
Kota Propinsi Sulawesi Tenggara,
yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-bau. Letak yang strategis ini memungkinkan
besarnya interaksi Kabupaten Muna dengan Kota- kota besar tetangga maupun
Propinsi dan Kabupaten lainnya di Pulau
Sulawesi. Sedang letak astronomis dari
Kabupaten Muna terletak di bagian
Selatan Garis Khatulistiwa pada garis lintang 4° 06’ sampai dengan 5° 15’ Lintang Selatan dan dari Barat ke Timur
122° 8’ Bujur Timur hingga 123° 15’ Bujur Timur dan luas daratan adalah seluas
2.963,97 Km² atau 296.397 Ha.
Kabupaten
Muna, seperti halnya kabupaten-kabupaten lainnya di Indonesia terdapat sembilan
sektor yang memberikan konstribusi yang sangat berarti terhadap perekonomian
yaitu Pertanian; Pertambangan dan penggalian; Industri Pengolahan; Listrik;
gas; dan air bersih; Konstruksi/bangunan; Perdagangan; Hotel/restoran;
Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan dan Sektor jasa. Sektor yang
konstribusinya terhadap perekonomian Kabupaten Muna yang mengalami peningkatan antara lain: Sektor
Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta sektor Pengangkutan
dan Komunikasi, sedang keenam sektor lainnya mengalami penurunan. Sementara
untuk sektor pertanian, walaupun selama lima tahun terakhir mengalami
fluktuasi, namun sektor tersebut tetap
merupakan sektor yang paling banyak
memberikan konstribusi terhadap perekonomian di Kabupaten Muna. Aktivitas
keuangan Pemerintah daerah yang dicakup terdiri dari keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota. Kelancaran
penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan Daerah sangat bergantung dari
tesedianya sumber-sumber pandapatan Daerah baik yang berasal dari Sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun sumber dana yang berasal dari bantuan
Pemerintah Pusat atau setingkat diatasnya bagi Pemerintah Tingkat Kabupaten dan
Kota. Sumber-sumber pembiayaan Pembangunan dan rutin dalam penyelenggaraan
pemerintahan Kabupaten Muna terdiri dari bagian sisa lebih perhitungan anggaran
tahun yang lalu, bagi pendapatan asli daerah sendiri, pendapatan dari pemberian
Pemerintah dan atau Instansi yang lebih tinggi, pinjaman Daerah dan yang
bersumber dari urusan kas dan perhitungan. Secara makro, rencana dan realisasi
anggaran dan pendapatan belanja daerah tampak meningkat setiap tahunnya.
Dalam
hubungannya dengan budaya keyakianan, pemahaman masyarakat tentang kearifan
lokal dalam mempertahankan kelestarian lingkungan diperlukan moralitas yang
berpangkal pada kepercayaan agama yang dianut oleh masyarakat lokal.
Pemanfaatan sumber daya huatan yang tidak eksploratif dapat menunjukkan sikap
yang arif dan bijaksana terhadap lingkungan alam sekitarnya. Interaksi antara
manusia dengan lingkungannya tidak akan lepas dari kehidupan sehari-hari, baik
dalam kegiatan pembangunan ekonomi, sosial budaya maupun kegiatan-kegiatan
keagamaan seperti upacara ritual dan pemberian sesajen terhadap pohon yang
dianggap keramat yang dilakukan pada saat panen hasil perkebunan. Kemudian
kepercayaan masyarakat akan hal-hal mistik dengan tidak menebang pohon
merupakan bagian dari menjaga kelestarian lingkungan itu sendiri. Pemerintah
daerah Kabupaten Muna sangat memperhatikan kepentingan masyarakatnya terutama
dalam hal beribadah. Untuk itu Pemerintah telah banyak membangun fasilitas
rumah tempat peribadatan yang beragam dikarenakan masyarakat Kabupaten Muna
menganut beragam agama. Fasilitas tempat ibadah yang dibangun tersebar pada
setiap hampir semua Kecamatan yang ada di Kabupaten Muna, selain itu Kabupaten Muna sendiri memiliki Identitas Simbolik
Pohon Jati dikatakan sebagai pohon jati dikarenakan sebagai penghasil kayu jati
terbesar di Sulawesi Tenggara yang mana jati sendiri telah dimanfaatkan sebagai
gembol yang dapat dijadikan meja, jam dinding dan hiasan rumahan lainnya dan
komoditas penghasil nafkah bagi sebagian keluarga di masyarakat Muna.
Kabupaten
Muna dewasa ini sudah mengalami banyak perubahan terutama dari segi moral dan
karakter masyarakat. Falsafah orang tua Muna zaman dulu begitu indah. Dapoangka-angkatau,
dapopia-piara, dapomasi-masigho, dapoadha-adhati yang mengajarkan untuk
saling mengikuti dan bersama-sama dalam kebaikan, saling tenggang rasa/
menghargai, saling menyayangi dan bersifat sopan santun/ punya adat atau etika
tanpa memandang jabatan, suku, agama, strata sosial: Kaumu (kaum
bangsawan/ turunan raja/ yang berhak menjadi raja), Walaka (golongan
kedua setelah kaum bangsawan dalam strata sosial orang Muna/ berhak atas
pemerintahan/ sara) atau Anangkolaki (golongan masyarakat biasa)
selayaknya mengimplementasikan nilai-nilai peninggalan orang tua Muna tersebut tetapi sangat disayangkan hampir semua anak-anak
muda termasuk orang tua masa kini melupakan falsafah hidup itu sehingga konflik
kekerasan terus bermunculan dari generasi ke generasi berikutnya.
Sangat Ironis daerah yang 95% dihuni oleh suku asli Muna secara mayoritas dengan agama Islam tapi konflik kekerasan semakin meningkat bahkan dikalangan anak-anak muda dimana perilaku tersebut di pengaruhi oleh :
1. Masyarakat Muna kehilangan identitas diri sebagai masyarakat yang
berbudaya dimana terlihat dari masyarakata Muna lebih senang berbicara mengenai
politik, tidak pernah berhenti debat
tentang calon bupati atau gubernur menjelang bahkan pasca Pilkada, mulai dari
kalangan elit hingga pada masyarakat petani nelayan dan hampir seluruh orang
Muna. Jika bicara politik, kecenderungan untuk melupa tentang segalanya
termasuk kegiatan ekonomi. Sesungguhnya kendaraan untuk memperoleh kekuasaan “vehicle
to get the power” adalah menguasai sumber-sumber ekonomi. Sayangnya
penguasaan atas sumber-sumber ekonomi ini tidak jarang memperhadapkan
masing-masing kekuatan rakyat untuk saling menguasai yang cenderung melahirkan
konflik sosial. Disinilah awal terciptanya konflik sosial antar masyarakat atau
pendukung politik karena perebutan asset-asset ekonomi atau mungkin pelampiasan
atas kekalahan proses politik yang terakumulasi dengan berbagai persoalan
sosial lainnya. Melihat Indonesia yang baru satu dekade lebih memiliki
kebebasan demokrasi tentu kita belum begitu siap berdemokrasi. Kita belum bisa
menerima prinsip menang kalah. Selalu saja semuanya berakhir dengan konflik
hingga menjurus pada kekerasan. Apalagi fenomena ini diperburuk ketika
elit politik sengaja mendesain konflik untuk mengadudomba masyarakat atas
ketidakpuasan proses dan hasil politik yang ada.
2. Konflik memang suatu kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan sering
bersifat kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan.
Berbagai perbedaan pendapat dan pandangan serta konflik biasanya dapat
diselesaikan tanpa kekerasan dan tentu menghasilkan situasi yang lebih baik
bagi sebagian besar atau semua pihak yang terlibat dari tingkat mikro, antar
pribadi hingga tingkat kelompok, organisasi, masyarakat dan negara semua bentuk
hubungan manusia –sosial, ekonomi dan kekuasaan-- mengalami pertumbuhan,
perubahan dan konflik. Konflik timbul karena ketidakseimbangan antara
hubungan-hubungan itu sebagai contoh kesenjangan status sosial, kurang
meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang terhadap sumber daya, serta
kekuasaan yang tidak seimbang yang kemudian menimbulkan masalah-masalah seperti
diskriminasi, pengagguran, kemiskinan, penindasan dan kejahatan. Ini terjadi di
tanah Muna, dimana masing-masing tingkat tersebut membentuk sebuah rantai yang
memiliki potensi kekuatan untuk menghadirkan perubahan baik yang konstruktif
ataupun destruktif.
Akhirnya,
masyarakat Muna pada dasarnya harus kembali pada falsafah besar raja Muna
Lakilaponto putra Sugimanuru: Hansuru-hansuru badha, sumanomo koemo hasuru
liwu, Hansuru-hansuru liwu, sumanomo koemo hasuru sara, Hansuru-hansuru sara,
sumanomo koemo hasuru adhati, Hansuru-hansuru adhati, sumanomo notangka
agama, yang maksudnya : hancur-hancur badan kami asal jangan hancur negeri
kami, hancur-hancur negeri kami asal jangan hancur pemerintahan kami,
hancur-hancur pemerintahan kami asal jangan hancur adat istiadat kami,
hancur-hancur adat istiadat kami asalkan agama Islam tetap tegak berdiri.
Sumber : Narasumber
Terpercaya
·
Silfiani
Buransa ( Silfianiburansa@gmail.com
)
·
Laode
Muh. Rabiali
Dosen
: Ramita Hapsari
Nama
: Megawati Boy Ely Tokulo
NPM
: 14216346
Jurusan
: Manajemen